Sabtu, 23 Mei 2009

KH. M. MOENAUWIR YOGYAKARTA

Narasumber :
Dewan Pengurus Pondok Pesantern Al-Munawir, Krapyak Yogyakarta
(Dari buku "Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Munawir, Krapyak Yogyakarta)

Dalam menuntut ilmu agama, K.H. M. Moenawwir tidak hanya sekedar mempelajari ilmu Al Qur'an dan menghafalnya saja. Akan tetapi, beliau juga telah mempelajari ilmu-ilmu lain dari para kiai terkemuka saat itu diantaranya : K.H. Abdullah (Kanggotaan, Bantul), K.H. Muhammad Kholil (Bangkalan, Madura), K.H. Sholih (Ndarat, Semarang), K.H. Abdur Rahman (Watucongol, Muntilan, Magelang).
Setelah belajar kepada ulama-ulama tersebut di atas, pada tahun 1888 M. K.H. M. Moenauwir meneruskan belajar di Arab Saudi tanah suci Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah. Di kedua kota ini, M. Moenauwir menetap dan belajar kurang lebih selama 21 tahun. Selama 16 tahun di Makkah K.H. M. Moenauwir hanya mengkhususkan belajar pada bidang Al Qur'an dan cabang-cabangnya, baik tahfidz, Tafsir dan Qiro'ah Sab'ah. Diantara para guru beliau adalah : Syaikh Abdullah Sanqoro, Syaikh Syarbini, Syaikh Mukri, Syaikh Ibrahim Huzaimi. Syaikh Mansyur, Syaikh Abdus Syakur dan Syaikh Musthofa.
Selain berhasil menghafal Al-Qur'an dengan lancar (lanyah), K.H.M Moenauwir juga berhasil menghafalkan Al Qur'an dengan Qiro'ah Sab'ah (bacaan tujuh), sehingga beliau berhak memperoleh sanad mutawatir yang sampai kepada Nabi Muhammad SAW, yang sangat langka diperoleh / disandang oleh seseorang karena tingkat kesulitannya yang sangat besar dan hanya orang-orang yang punya kelebihan saja yang dapat mencapainya.
Adapun guru beliau dalam qira'ah sab'ah adalah Syaikh Yusuf hajar yang sanadnya dapat diketahui dengan lengkap sebagaimana berikut ini :
K.H. M. Moenauwir dengan qira'ah Imam "Ashim menurut riwayat Imam Hafsh, mengambil dari Syaikh Abd. Karim bin II. Umar Al Badri Ad Dimyathi dari Syaikh Ahmad Ar Rosyidi dari Syaikh Mustofa bin Abdur Rahman Al Azmiri dari Syaikh Hijaziy dari Syaikh Aly bin Sulaiman Al-Masyhury, dari Syaikh Sultan Al Muzany, dari Syaikh Saifuddin bin 'Athoillah Al Fadholy. Dari Syaikh Tahazah Al Yamani dari Syaikh Namiruddin Athtoblawiy, dari Syaikh Zakariyah Al Anshory, dari Syaikh Ahmad As Suyuthy, dari Syaikh Muhammad Ibnu Jazariy dari al Imam Abi Abdullah Muhammad bin Kholiq al Mushriy Asy Syafi'iy dari Imam Abil Hasan Aii Asy Syuja bin Salam bin Ali bin Musa Al Abbasi AL Mishry dari Imam Abi Qosim Asy Syatibi dari Imam Abil Hasan bin Huzail dan Al Hafidz Abi 'Amr Ad Damy dari Abil Hasan Thohin dari Syaikh Abil Abbas Al Asynamy dari Ubaid Ibnu Shobbagh, dari Al Imam Hafsh dari Al Imam 'Ashim dan Abdur Rahman As Salma, dari :
a) Utsman bin affan
b) 'Ubay bin Ka'ab
c) Zaid bin Tsabit
d) Ali bin Abi Thalib
Keempat-empatnya mengambil bacaan langsung dari Rasul SAW dari Allah SWT, dengan perantaraan malaikat Jibril A.S
Dari semua sanad-sanad tersebut di atas, K.H.M Moenauwir sangat hafal jika menyebutkan satu persatu hingga sampai kepada Rasulullah. Demikian itu adalah salah satu keistimewaan yang tiada lain semata-mata karunia Allah SWT. Selain hafal sanad, beliau juga berhasil menekuni dalam menghafal berturut-turut sebagai berikut :
Selama 3 tahun : setiap 7 hari 7 malam menghatamkan 1 kali
Selama 3 tahun : setiap 3 hari 3 malam mengahtamkan 1 kali
Selama 3 tahun : setiap 1 hari 1 malam menghatamkan 1 kali
Terakhir berriyadlah selama 40 hari membaca Al Qu'an tanpa henti.
Hal tersebut dilakukan oleh K.H.M. Moenauwir semata-mata untuk menguji tingkat keberhasilan (kelanyahannya) dalam menghafal Al Qur'an yang tidak semua orang bisa melakukan riyadhah seperti ini. Semua keberhasilan beliau tersebut tidak lepas dari usaha dan do'a para ulama, para wali dan juga kedua orang tuanya serta kakeknya. Sebagaimana dikisahkan, suatu waktu ketika sedang melaksanakan perjalanan dari Makkah menuju Madinah beliau berjumpa dengan seseorang yang sudah tua renta yang tidak di kenal dan mengajaknya berjabat tangan. Ketika itu beliau minta di do'akan agar menjadi orang yang benar-benar hafidzul Qur'an lalu dijawab oleh orang tua itu : "Insyaallah". Menurut K.H. Ar wani (Alm) bahwa orang yang mengajak jabat tangan tersebut adalah Nabi Khidzir AS.

1 komentar: